Senin, 21 Maret 2016

Mesjid Raya Baiturrahman,Tsunami Dan Kisah Heroik pejuang Aceh

mesjid raya baiturrahman dengan 1 kubah (wikipedia)


Asalamu'alaikum warahmatullah...

Tepat dijantung Kota Banda Aceh berdiri megah Mesjid kebanggaan masyarakat Aceh yaitu Mesjid Raya Baiturrahman, setiap kita melintasi jalan protokol Banda Aceh pasti mata kita akan melihat bagaimana Mesjid ini telah membuat sejarah yang panjang sejak didirikan sampai dengan saat ini, kita pasti bertanya apa sih yang bisa membuat Mesjid ini sangat populer di mata masyarakat Aceh pada khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya?, banyak yang berujar bila kita telah menginjakkan kaki di Bumo Seuramo Mekkah (bumi serambi Mekkah) tapi belum masuk ke dalam kompleks mesjid belum sah kita ke Aceh. terlalu berlebihan?? tidak juga, tapi begitulah kenyataannya.

Mesjid Raya Baiturrahman adalah mesjid yang di bangun pada masa Kesultanan Aceh oleh Sultan Iskandar Muda Meukuta Alam pada tahun 1612 M. Pada masa Kesultanan Aceh Darussalam, selain Masjidil Haram di Kota Mekkah, Mesjid Raya Baiturrahman juga menjadi pusat pembelajaran agama islam. Dahulu bentuk Mesjid Raya Baiturrahman tidak menyerupai kubah seperti saat ini, tapi berbentuk seperti piramida yang mengerucut yang bertingkat seperti Mesjid Tuha (lama) yang kini seperti yang terdapat di Mesjid Indrapuri.

Pada tanggal 18 Maret 1873 Kerajaan Belanda menyatakan perang kepada kesultanan Aceh. Pada 5 April 1873, Belanda mendarat di pantai Ceureumen (ulee Lheu sekarang) dibawah pimpinan Jenderal Johan Harmen Rudolf Kohler (JHR Kohler) dan langsung bisa menguasai Mesjid Raya Baiturrahman. Namun peperangan pertama ini dimenangkan oleh pihak Kesultanan Aceh. Yang mana dalam pertempuran tersebut Jenderal JHR Kohler tewas tertembak oleh senapan pejuang dari Kesultanan Aceh yamg kemudian diabadikan dalam monumen kecil dibawah pohon ketapang di sebelah utara pintu masuk Mesjid. Dan kini makam Jenderal JHR Kohler terletak di pemakaman umum serdadu Belanda di Pocut Kherkhoff tepat didepan Gunongan Putroe Phang.

Monumen tempat JHR Kohler tewas (wikipedia)
Mesjid Raya Baiturrahman terbakar habis pada saat agresi militer Belanda II pada tanggal 10 April 1873 yang dipimpin oleh Jenderal Van Switen. Tindakan pembakaran Mesjid Raya Baiturrahman oleh Belanda membuat masyarakat Aceh murka dan melakukan perlawanan yang semakin hebat dari Kesultanan Aceh untuk mengusir Belanda. Empat tahun setelah Mesjid Raya Baiturrahman terbakar pada pertengahan Maret 1877 dengan mengulangi janji Jenderal Van Swieten dan sebagai permintaan maaf juga meredam kemarahan rakyat Aceh maka gebernur jenderal Van Lansberge menyatakan akan membangun kembali mesjid Raya Baiturrahman yang terbakar itu.

Tepat pada tanggal 9 Oktober 1879 diletakkan batu pertama pembangunan Mesjid Raya Baiturrahman oleh Tengku Qhadi Malikul Adil. Mesjid Raya Baiturrahman selesai dibangun pada tahun 1299 H dengan hanya memiliki satu kubah. Sewaktu Belanda membangun Mesjid, bentuknya berubah total, karena bentuk mesjid tidak lazim dan tidak pernah ada di Aceh. Kubahnya tidak lagi berbentuk piramida yang bertingkat tapi membulat ditengah dan runcing di atas seperti bawang. Puncaknya di hiasi bola kecil dari logam dan runcing di pucuknya. Di pangkal kubah, ada teras kecil dikelilingi pagar besi bermotif. Belanda menghabiskan uang sekitar 200.000 Gulden untuk membangun mesjid ini. Inilah proyek Belanda berbiaya tinggi di Aceh. Hampir seluruh bahan bangunan didatangkan dari luar Aceh demi memuluskan tujuan merebut hati orang Aceh pemerintah Belanda tetap memperioritaskan pembangunan mesjid. Bahan bangunan yang dipakai didatangkan dari sejumlah negara. Batu bata dari Belanda, kayu jati dari Burma (nyanmar), marmer dari Cina, besi untuk jeruji jendela dan pagar teras kubah didatangkan dari Belgia dan Surabaya, genteng keramik dibawa dari Palembang.
masyarakat Aceh didepan mesjid raya (wikipedia)
Dari masa kemasa mesjid ini telah berkembang pesat baik dari segi arsitektur maupun kegiiatan kemasyarakatan. Mesjid Raya Baiturrahman sekarang mempunyai 7 kubah, 4 menara dan 1 menara induk (tugu modal) diatas lahan seluas +- 4 hektar. Pada bencana tsunami 26 Desember 2004 mesjid menjadi tempat berlindung dari masyarakat yang lari menyelamatkan diri dari bencana dan menjadi saksi bahwa kedahsyatan tsunami tidak berdampak parah terhadap mesjid ini, air yang masuk ke area mesjid bukanlah air bah yang bergulung-gulung tapi air mengalir dan tenang, mashaallah.

Sebagai tempat yang bersejarah dan memiliki nilai seni yang tinggi, Mesjid Raya Baiturahman menjadi objek wisata religi yang mampu membuat wisatawan baik dalam dan luar negeri berdecak kagum akan sejarah dan nilai seni arsitekturnya yang tinggi. Dengan segala keindahan dan sejarahnya itulah Mesjid Raya baiturrahman berhasil menarik perhatian dunia. Huffington Post, media online yang berkantor di Amerika Serikat, memasukkannya dalam daftar 100 mesjid mengagumkan di dunia. Sementara raksasa internet Yahoo menempatkannya di urutan 10 mesjid besar terindah dunia.

Harapan saya mungkin kita juga semua, mudah-mudahan Mesjid kebanggaan kita ini tidak pernah dilupakan dari sisi historis dan keagamaannya, marilah kita jaga bersama-sama dan wariskanlah cerita kepada anak cucu kita tentang kebanggaan kita akan mesjid ini.

Wasalamu'alaikum warahmatullah...

sumber :Wikipedia & Majalah the Atjeh


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar